Pengabdi Setan 2 : Communion (2022)

" Teror Ibu Sepanjang Masa "

Production House : Rapi Films

Directed by : Joko Anwar

Release Date : August 4th, 2022 (Indonesia)

Starring : Tara Basro, Endy Arfian, Nasar Anuz, Bront Palarae, Ayu Laksmi, Muhammad Adhiyat, etc.


Synopsis

Beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang membuat mereka kehilangan ibu dan si bungsu lan, Rini dan adik-adiknya, Toni dan Bondi, serta Bapak tinggal di rumah susun karena percaya tinggal di rumah susun aman jika terjadi sesuatu karena ada banyak orang.

Namun, mereka segera menyadari bahwa tinggal bersama dengan banyak orang mungkin juga sangat berbahaya, jika mereka tidak sangat mengenali siapa saja yang menjadi tetangga mereka. Pada sebuah malam penuh teror, Rini dan keluarganya harus kembali menyelamatkan diri. Tapi kali ini, mungkin sudah terlambat untuk lari.


Introduction

Setelah penantian selama 5 tahun, akhirnya sekuel dari Pengabdi Setan yang pertama, Pengabdi Setan 2 : Communion rilis resmi di Bioskop kemarin. Dan beruntungnya saya, saya bisa menikmati sekuel yg sangat diantisipasi ini di hari pertama penayangannya, jadi ga kena spoiler sama sekali hehe.


Mengusung tagline "Teror Ibu Sepanjang Masa", film ini merupakan sekuel langsung dari film Pengabdi Setan (2017) yang pastinya akan menjawab beberapa pertanyaan yang dibiarkan "terbuka" di film pertamanya. Namun, jika di Pengabdi Setan (2017) kita diteror oleh Ibu dan "teman-teman" nya di suatu rumah, kali ini di Pengabdi Setan 2 : Communion (2022) kita diajak ke tempat yang agak lebih luas tapi tetap mencekam, yaitu di rusun (rumah susun). Dan kali ini juga Ibu ga sendirian, Ibu masih ditemani oleh beberapa "teman-teman" nya, namun teman-teman Ibu kali ini yaitu urban legend yang sudah sangat dikenal masyarakat luas seperti yang terlihat di poster film nya.


Tetapi, apakah Pengabdi Setan 2 : Communion dapat melebihi film pertamanya yang sangat memorable terutama dengan sosok Ibu sampai sampai di film keduanya ini sosok Ibu ditonjolkan kembali dengan mengusung tagline "Teror Ibu Sepanjang Masa", dan apakah ada peningkatan kualitas jika dibandingkan dengan film pertamanya? Mari kita bahas.


DEMI PENGALAMAN MEMBACA YANG BAIK, DISARANKAN UNTUK MEMBACA REVIEW INI MENGGUNAKAN PC/LAPTOP/iPad atau dengan mode Desktop, Terima kasih.



Review Starts Here

Review by Putra Ganda Dewata, August 6, 2022.


Suasana tahun 80an yang sangat terasa di film ini (YouTube/Rapi Films)

Mengambil latar waktu 3 tahun setelah apa yang terjadi di film Pengabdi Setan (2017), yaitu 1984, peningkatan yang sangat terasa bagi saya yaitu di bagian Cinematography nya. Suasana tahun 80an nya di film ini benar benar terasa, tidak setengah setengah. Isu isu sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 80an juga dicapture dengan baik di film ini yang berhasil menambah kentalnya latar waktu 80an di film ini. (btw Rayuan Pulau Kelapa di film ini horor banget dh wkwk).


Diawal awal film alur nya memang sedikit lambat, tapi bukan asal lambat. Pace yang agak lambat di awal awal cukup berhasil menjelaskan "nasib" dari masing masing karakter setelah kejadian yang terjadi 3 tahun sebelumnya dan dikemas dengan rapi, alhasil saya ga dibuat bingung.


Build-up atmosfer horror yang perfect dan jumpscare yang gak murahan.
(YouTube/Rapi Films)

Nah, begitu mulai menuju ke pertengahan, disini saya yang dibuat ga napas berkali kali di beberapa scene. Build up atmosfer horrornya perfect banget, jadi tempo seremnya itu naik pelan pelan, kita serasa naik rollercoaster yang pelan diawal tapi pasti. Dan jumpscare di film ini menurut saya efektif sih dan ga terkesan "murah", mainin lighting yang sukses buat jumpscarenya itu ada tempo nya, yang ngebuat saya pengen cepet cepet liat jumpscarenya tapi akhirnya terkejut juga wkwk.


Rusun sebagai latar tempat utama di film Pengabdi Setan 2 : Communion (2022)
(YouTube/Rapi Films)

Tentunya dengan latar tempat rusun, tidak lepas dari namanya eksplorasi. Ini film bener bener ngemanfaatin tiap tiap hal yang ada di suatu rusun, jadi rusun di film ini itu bener bener semua nya kepake dari bawah sampe ke atas. Mantap lah pokoknya.


Acting dari para cast yang bener bener all out, nggak kaku.
(YouTube/Rapi Films)

Masuk ke acting dari para cast nya, semuanya bener bener all out. Dialog yang digunakan pun ga terkesan kaku dan jokes jokes nya juga ga cringe, yang berhasil buat saya ketawa di beberapa scene. Tapi saya kasih apreasiasi lebih untuk Ratu Felisha yang di scene bagian ada dianya sumpah dah bener bener horror nya kerasa dan actingnya juga pas.


Hampir kelupaan, scoring dan sound effect di film ini BAGUS BANGET. Mewah, pas, dan ga berlebihan. Dan ga seperti kebanyakan film horror lain yang dimana jumpscare ngandelin sound effect dan scoring yang ngejutin tanpa sebab dan entah datang dari arah mana, di film ini scoring dan sound effectnya justru ngebuat jumpscare dan beberapa scene lebih "mewah". Mantap dah.


Nah, setelah tadi bahas bagus bagusnya dari film ini, sekarang saya akan bahas hal hal yang kurang bagus di film ini menurut saya. Inget ya bukan ga bagus, tapi kurang bagus. Karena kurang bagusnya di film ini menurut saya masih enjoyable dan ngebuat film ini enak untuk ditonton.


Yang pertama, porsi cerita di film ini kerasa bener bener kebagi dua dan perpindahan nya itu kaku banget. Dari awal hingga pertengahan tempo ceritanya itu padahal enak banget, pelan tapi pasti dan buat saya penasaran sepanjang dari awal ke pertengahan dan ditambah dengan build up atmosfer horrornya yang perfect tadi, saya makin enak nonton nya.


Tapi, begitu mulai dari pertengahan ke akhir, tempo ceritanya kayak dibuat cepet banget dan pengen dibuat selesai secepat mungkin, dan juga transisi nya kaku. Seketika atmosfer horror yang di bangun seperfect itu dari awal sampai pertengahan semuanya kandas seketika, karena begitu menuju ke akhir saya seolah olah di "serbu" dengan banyaknya apa-sebab-dari-ini-itu. 


Acting dari para cast yang berhasil men-"carry" beberapa kekurangan di film ini
(YouTube/Rapi Films)

Dan juga mulai dari pertengahan ke akhir, tempo cerita dan atmosfer horrornya menurut saya naik turun, ditambah dengan perpindahan angle cameranya yang dibikin lebih cepet ngebuat saya ga fokus dibeberapa scene. Untungnya acting dari para castnya, terutama Tara Basro berhasil nge-"carry" bagian ini dan jadi salah satu scene yang lumayan memorable bagi saya. 


Sosok "Ibu" di film Pengabdi Setan 2 : Communion (YouTube/Rapi Films)

Kedua, kurangnya screen time sosok "Ibu". Yang terlintas di pikiran saya begitu ngeliat poster filmnya di reveal pertama kali dan munculin sosok "Ibu" jadi headline dari posternya, saya yakin kalau peran "Ibu" bakal banyak di film ini, ditambah pula tagline nya "Teror Ibu Sepanjang Masa", makin ngebuat saya optimis akan pemikiran saya tadi.

Hasilnya? Nggak sama sekali. No Spoiler, disini Peran "Ibu" sama kayak pengenalan karakter Valak di The Conjuring 2 yang bahkan The Conjuring 2 ga gembor"in Valak nya di poster maupun tagline film nya. Cuma secuil screen time nya dan bahkan banyakan screen time Valak di The Conjuring 2 daripada "Ibu" di Pengabdi Setan 2 : Communion ini. (ada maksudnya kenapa saya tambahin tanda kutip tiap nyebut Ibu di review ini, jadi tonton aja film nya biar tau maksud saya apa hehe).


Ketiga, mungkin ini problem pribadi saya aja ya. Dialog dari para karakternya kadang ga kedengeran jelas di saya karena background scoringnya kebesaran, alhasil nutupin dialog yang lagi diomongin sama karakternya. Mana filmnya gaada subtitle Eng/Indo nya di tempat bioskop yang saya tonton :((


Kesimpulan



Pengabdi Setan 2 : Communion berhasil menyajikan sekuel yang baik bahkan bisa saya katakan hampir sempurna, terlepas dari masih adanya kekurangan di beberapa aspek. Peningkatan kualitas sangat terasa dibandingkan dengan Pengabdi Setan yang pertama. Namun, yang jadi minusnya menurut saya masih di bagian third act/menuju akhir, jadi gambaran umumnya gini, ibarat naik rollercoaster dan proses naik kepaling tertingginya itu worth it banget, dan dah excited banget untuk sampai ke paling tertinggi. Eh pas dah sampe keatas dan ngeluncur kebawah itu rasanya cepet banget, gaada hal yang ngebuat spesial alhasil ada rasa rasa gapuasnya gitu hehe.


Masih banyak pertanyaan yang "dibiarkan" belum terjawab di film ini 
(YouTube/Rapi Films)

Dan juga di film keduanya ini masih sama, endingnya dibiarin "terbuka" meskipun pertanyaan yang tidak terjawab di film pertamanya sudah hampir terjawab semua di film keduanya ini. Yang pasti kayaknya bakal ada film ketiga nya untuk ngelanjutin ending film kedua nya ini yang dibiarin "terbuka" ini.


Overall, skor dari saya untuk film ini 8/10. 

Worth it untuk ditonton dan saya ngerasa ga sia sia nonton hari pertama. Well done untuk Joko Anwar dan seluruh team serta cast yang terlibat. Ga sabar utk nunggu mungkin 5 tahun lagi utk film ke tiganya wkwk.


Pengabdi Setan 2 : Communion sekarang sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia.