Poster resmi series live-action Resident Evil (2002) produksi Netflix

Dalam rangka menyambut rilisnya series Resident Evil (2022) produksi Netflix tanggal 14 Juli nanti, ga lengkap kalo saya ga ngebahas perjalanan adaptasi live-action Resident Evil, yang bisa dikatakan ya, begitulah. Masih dengan "kutukan" khas Hollywood dimana adaptasi live-action dari suatu franchise video game dapat dipastikan sebagian besarnya GAGAL total, Dan Resident Evil termasuk salah satunya. Kira-kira, apa yang membuat adaptasi live-action franchise Resident Evil selalu gagal total? Apa penyebabnya? Mari kita bahas.


Personal Opinion Starts Here

Published and created by Putra Ganda Dewata, July 1st 2022

                                               
Resident Evil (2002), installment pertama dari franchise live-action Resident Evil
(Sony Pictures/Screen Gems/Constantin Film)

Sudah berkali kali franchise Resident Evil diadaptasi ke dalam bentuk live-action, dan berkali kali pula gagal, gaada yang bener. Sebenarnya, di Resident Evil (2002) momentum nya sudah ada, bahkan saya dapat katakan Resident Evil (2002) itu merupakan awal yang bagus, momentum yang bagus untuk memisahkan universe live action Resident Evil dari universe video gamenya. Tapi eh tapi, di Resident Evil Apocalypse (2004), momentum itu seketika hilang, sekuel nya digarap asal asalan. Story yang cliché, acting beberapa karakternya yang awkward, dan satu lagi, memaksakan untuk tetap tampil lumayan identik dengan video gamenya namun justru berantakan. Semuanya terkesan sia sia, momentum yang berhasil dibangun di film pertamanya kandas seketika. Dan begitupun sampai ke penutupnya, Resident Evil : The Final Chapter (2017), masih tetap berantakan.

          

Milla Jovovich di Resident Evil (2002)

Seolah olah adaptasi franchise Resident Evil ke dalam medium live-action itu tidak ada jati dirinya, tidak ada identitasnya, tidak tahu mau dibawa ke arah mana. Untuk Resident Evil (2002) saya akuin masi dapetlah ya survivalnya, gore nya juga dapet, introduction main character nya, untuk Alice masih OK lah. Film pertamanya berhasil ngecapture apa yang membuat game Resident Evil itu unik, dimana player dipaksa untuk keluar dari satu tempat yang isinya segala macem B.O.W dan zombie, ada disitu, dan juga dibumbui cerita bagaimana liciknya Umbrella “memanfaatkan” Raccoon City.

Nah, begitu scope dari cerita nya ini dibawa ke ranah yang lebih luas dimana si main character nggak lagi “dikunci” di satu area, melainkan si main character sudah kemana mana, katakanlah sudah ke ranah dunia, disini dimana semuanya mulai salah, mulai berantakan.

                                                            

Leon S. Kennedy di Resident Evil 2 (2019)
                                                         

Alih alih si main character itu cuma orang yang punya kemampuan seperti manusia pada umumnya, kita ambil contoh dari game nya itu Chris Redfield/Jill Valentine yang merupakan anggota pasukan khusus dari kepolisian yang tentu ahli dalam menggunakan senjata/bela diri, dan Leon S. Kennedy yang awalnya merupakan seorang anggota polisi pemula yang punya keahlian mengoperasikan senjata senjata umum, justru adaptasi live-action nya membuang ide itu jauh jauh dan mengambil arah 360 derajat.

                                                            

Alice, sang MC dengan segala kekuatan "superhuman" nya di
Resident Evil : Apocalypse (2004)

Di live-action nya ini, Main character nya dibuat superhuman abizz, punya kemampuan dan kekuatan lebih yang gak dimilikin manusia biasa, bahkan ga dimilikin anggota pasukan khusus sekalipun. Bisa loncat/parkour dari ketinggian, energy nya unlimited, intinya overpowered lah. Sebenarnya ga masalah sih, Cuma disini eksekusinya nanggung. Main character yang OP gak diiringin dengan cerita dunia nya yang “seimbang”, dalam artian disini dari awal si MC sudah terlalu OP di dunia yang ditempatin nya, yang ngebuat kita udah bisa nebak kalau si MC ini bakal “menang” dan dengan mudah melewati halangan yang menghalanginya demi mencapai “goals” nya, alhasil plot dari tiap filmnya bisa ditebak.

                                                

Jill, Chris, Wesker di Resident Evil 1 Remake (2002)
                                                     
Lain hal dengan gamenya, dimana masing masing character pada franchise game Resident Evil mempunyai character development nya masing masing, nggak dibuat OP di awal. Dan character development nya itu juga bermacam macam. Misal ada Leon S.Kennedy yang awalnya cuma seorang polisi pemula, namun berdasarkan dari pengalaman nya keluar dari Raccoon City (Resident Evil 2) akhirnya diangkat jadi agen khusus Gedung Putih. Dan juga Chris Redfield/Jill Valentine yang awalnya cuma pasukan khusus kepolisian tapi berdasarkan dari pengalaman mereka melawan B.O.W di dalam suatu mansion milik Umbrella (Resident Evil 1) akhirnya mereka jadi anggota B.S.A.A (Pasukan pembasmi B.O.W).

Alhasil, dengan adanya character development dari tiap tiap character di dalam gamenya, plot dari gamenya pun tidak mudah ditebak dan menghasilkan masing masing porsi dari cerita dan juga characternya yang seimbang, tidak berat sebelah dan tidak ringan sebelah. Namun live-action nya justru malah 360 derajat berbanding terbalik. Sangat disayangkan.


Kesimpulan   

Alice di Resident Evil : Retribution (2012)

Jadi kesimpulan nya, menurut saya Cuma ada satu problem kenapa adaptasi live-action dari franchise Resident Evil itu selalu berulang kali gagal dan gagal, yaitu gak ada nya Identitas sama sekali. Bingung mau dibawa kearah mana. Mau ngikut gamenya tapi eksekusinya berantakan, mau misah dari universe gamenya tapi eksekusinya setengah setengah. Serba salah.

                                                            
Resident Evil : Infinite Darkness (2021), series animasi
CGI Resident Evil produksi Capcom dan Netflix

Jujur, saya gaada set ekspektasi sama sekali dengan Series Resident Evil nya Netflix, karena saya gamau dibuat kecewa lagi sama adaptasi live-action franchise Resident Evil. Tapi untungnya saya masih ngikutin series animasi CGI nya Resident Evil yang dihandle langsung sama Capcom dan Story nya canon dengan universe gamenya. Sejauh ini saya ga kecewa sama series animasi CGI nya Resident Evil (Degeneration, Damnation, Vendetta, Infinite Darkness). Setidaknya masih ada harapan sama adaptasi animasinya, hehe.

Just a personal opinion by me. Feel free to comment below 😊


Writer's Corner

Lumayan beda sih kali ini, untuk pertama kalinya saya post di blog ini bukan review film. Saya selalu pengen ngeeksplor ide ide baru yang menurut saya menarik untuk dibahas dan salah satunya adalah ini, segmen Pendapat Pribadi. Segmen ini bener bener baru direncanain hari ini, dihari saya buat postingan ini dan langsung kepikiran konsepnya gimana dan gas saya tulis di draft dan dirapihin kemudian baru ditaruh di blog ini. Saya harap semoga kalian yang baca suka dengan segmen Pendapat Pribadi ini dan saya janji akan saya terusin terus segmen Pendapat Pribadi ini. Enjoy the ride!